Sejarah, Teori, Perkembangan Sosiologi

 

 
Nama: Laras Dwiaryanti 
Dosen Pengampu: Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom.
Universitas Mpu Tantular 

Sejarah, Teori, Dan Perkembangan Sosiologi Di Indonesia 


Sosiologi tidak terlepas Dari kata interaksi, Semua itu berkaitan antara dua fakta atau lebih, Semua menggunakan cara-cara tertentu, pengaturan fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan di uji secara empiris. Itulah yang dinamakan Hakikat teorinya. Teori dari sosiologi yang sangat Berbeda maknanya. 
 

Salah satu kegunaan teori bagi sesorang yang mempelajari sosiologi yaitu : 

  Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, Membina struktur konsep-konsep serta mengembangkan definisi yang penting untuk penelitian.


Teori Tentang Masyarakat Sebelum Comte.

       a. Plato (429-347 SM): Mengembangkan teori organis tentang masyarakat, mengaitkan keseimbangan sosial dengan keseimbangan jiwa individu.

       b. Aristoteles (384-322 SM): Menganalisis lembaga politik dan hubungan antara aspek ekonomi dan sosial.

      c. Ibnu Khaldun (1332-1406): Menyusun prinsip untuk memahami kejadian sosial dan sejarah berdasarkan solidaritas.

Dan masih banyak tokoh-tokoh luar biasa yang memberikan pengertian-pengertian tentang sosiologi dan teorinya.


Awal Mula Penggunaan Istilah Sosiologi.

Pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798 – 1853). Comte membedakan Sosiologi ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu Sosiologi Statis dan Sosiologi Dinamis.

         A. Sosiologi statis: memfokuskan pada hukum-hukum yang mendasari stabilitas masyarakat, seperti struktur sosial dan hubungan antar bagian dalam sistem sosial.

         B. Sosiologi dinamis: meneliti perubahan dan perkembangan masyarakat, berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan sosial


Teori – teori Sosiogi Setelah Comte.

      a. mazhab biografi dan lingkungan.

  •  Mazhab ini menitikberatkan pada ajaran yang menyatakan bahwa masyarakat hanya dapat timbul dan berkembang bila ada tempat hidup dan berpijak bagi masyarakat tersebut. Teori tersebut sangat logis dan sederhana karena dapat mencakup sejarah perkembangan masyarakat – masyarakat tersebut.

     b. Mazhab Organis dan Evolusioner.

  •  W. G. Summer (1840 – 1910): meliputi aturan – aturan kehidupan sosial, upacara, sopan – santun, kesusilaan, dan sebagainya yang memiliki tingkat atau derajat kekuatan yang berbeda

     c. Mazhab Formal.

  • Georg Simmel (1858 – 1918): menyatakan bahwa elemen – elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk – bentuk yang mengatur hubungan antara elemen – elemen tersebut. 

      d. Mazhab Psikologi.

  • Richard Horton Cooley (1864 – 1926):  Antara Individu dan masyarakat harus saling melengkapi, yang mana individu hanya akan melakukan bentuknya dalam masyarakat. Ia mengembangkan konsep kelompok utama (primary group) yang ditandai dengan hubungan antar pribadi yang kuat sekali. Dalam kelompok yang demikian, perasaan manusia akan dapat berkembang dengan leluasa.

      e. Mazhab Ekonomi.

  •  Max Weber (1864 – 1920).

Semua bentuk organisasi sosial harus diteliti menurut perilaku warganya, yang mana motivasinya serasi dengan harapan warga – warga lainnya. 

      f. Mazhab Hukum.

  •  Max Weber (1864 – 1920): bahwa hukum memiliki 4 (empat) tipe ideal sebagai berikut:

  1.   Hukum irasional dan materiil, yaitu Pembentuk UU dan Hakim mendasarkan keputusan – keputusannya semata – mata hanya pada nilai – nilai emosional saja, tanpa menunjuk pada suatu kaidah pun.
  2. Hukum irasional dan formal, yaitu Pembentuk UU dan Hakim berpedoman pada kaidah – kaidah di luar akal yang didasarkan pada wahyu atau ramalan.
  3. Hukum rasional dan materiil, yaitu keputusan para Pembentuk UU dan Hakim menunjuk pada Kitab Suci, kebijaksanaan penguasa atau ideologi.
  4. Hukum rasional dan formal, yaitu hukum dibentuk semata – mata atas dasar konsep – konsep abstrak dari Ilmu Hukum. 

Metode Metode Dalam Sosiologi

beberapa metode dalam sosiologi, diantaranya:

  1. Metode kualitatif,  metode sosiologi yang menekankan pada pengumpulan dan penggunaan data deskriptif atau naratif. 
  2. Metode historis, metode sosiologi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. 
  3. Metode komparatif, metode yang dilakukan dengan cara membandingkan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. 
  4. Metode studi kasus, metode penelitian yang dilakukan dalam rangka mengleksplorasi isu sosial secara terbatas namun mendalam. 
Perkembangan Sosiologi Di Indonesia 

  1. Sri Paduka Mangkunegoro IV : Ajaran Wulung Reh, Sri Paduk Mangkunegoro IV mengajarkan tata hubungan antar para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan – golongan berbeda.
  2. Ki Hajar Dewantara : mengajarkan konsep kepemimpinan dan kekeluargaan yang dipraktekkan dalam Organisasi Pendidikan Taman Siswa
Sumber : 
1. Presentasi zoom Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom.
2.https://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_sosiologi_di_Indonesia

Komentar

Posting Komentar